BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perangkat
lunak sistem informasi geografi saat ini telah banyak dijumpai dipasaran.
Masing-masing perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam
menunjang analisis informasi geografi. Salah satu yang sering digunakan saat
ini adalah ArcView. ArcView yang merupakan salah satu perangkat lunak Sistem
Informasi geografi yang di keluarkan oleh ESRI (Environmental Systems
Research Institute). ArcView dapat melakukan pertukaran data,
operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara
bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta
melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions (ESRI,
1996).
Saat ini
ESRI telah mengeluarkan tiga seri ArcView yaitu ArcView 3.1, ArcView 3.2,
ArcView 3.3,
namun sekarang ada seri terbarunya
dimana setiap pengeluaran seri terbaru dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan
didalamnya.
Sebelum
menjalankan program ArcView terlebih dahulu user harus menginstal program ArcView
ini. Program ArcView ini bisa diinstal di drive mana saja, bisa di drive C,
drive D atau di drive yang lainnya.
Setelah
program ArcView terinstal, langkah selanjutnya adalah menjalankan program
ArcView ini. Klik Start, Programs, ESRI, ArcView 3.x, ArcView 3.x. atau bila di
desktop telah ada shortcutnya. Klik shortcut (ikon) tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun
maksud penyusunan laporan ini, antara lain :
·
Agar bisa lebih memahami bagaimana cara pembuatan peta
digitasi yang baik dan sesuai dengan
ketentuan.
·
Agar lebih mengerti,
memahami serta peka terhadap masalah-masalah yang mencakup dalam Ilmu Ukur
Tanah.
·
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ilmu Ukur
Tanah” pada khusunya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya,
istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok:
sistem, informasi, dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka
jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG merupakan suatu sistem
yang menekankan pada unsur "Informasi Geografis". Penggunaan kata
Geografis" mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan
dua atau tiga dimensi. Istilah "Informasi Geografis" mengandung
pengertian informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di
permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan
pengertian Sistem Informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang
terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-
objek yang terdapat di permukaan bumi. Dan, SIG merupakan sejenis perangkat
lunak yang dapat digunakan untuk pemasukkan, penyimpanan, manipulasi,
menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
Berikut subsistem dalam SIG :
1. Data Input : subsistem ini bertugas untuk
mengumpulkan, mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber, dan
bertanggung jawab dalam mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format
yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data Output : subsistem ini menampilkan atau
menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk
softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3. Data Management : subsistem ini mengorganisasikan baik
data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basidata sedemikian rupa sehingga
mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.
4. Data Manipulasi dan Analisis : subsistem ini
menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu,
subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
SIG terdiri dari beberapa komponen :
1. Perangkat Keras : perangkat keras yang sering
digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitzer, printer, plotter,
dan scanner.
2. Perangkat Lunak : SIG juga merupakan sistem perangkat
lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci.
Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang
terdiri dari beberapa modul.
3. Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan
dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung
dengan cara meng- importnya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun
secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan
memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan
keyboard.
4. Manajemen : suatu proyek SIG akan berhasil jika
dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh
orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
Model dunia
nyata dapat memudahkan manusia di dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan
cara mereduksi sejumlah kompleksitas yang ada. Untuk merepresentasikan
objek-objek seperti bentuk bangunan, batas-batas wilayah, garis- garis jalan
raya, sungai, posisi pilar, dan sebagainya, yang dapat dilakukan oleh komputer
adalah memanipulasi objek dasar atau entity yang memiliki atribut geometri.
Hingga saat ini, secara umum, persepsi manusia mengenai bentuk representasi
entity spasial adalah konsep raster dan vektor, sehingga untuk menyajikan
entity spasial digunakan dua model data yakni :
1. Model Data Raster : Model data raster menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks
atau piksel-piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini sangat
bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya (sel grid)di permukaan bumi.
Entity spasial raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas
direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Model data raster memberikan informasi
spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir.
2. Model Data Vektor : Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik,
garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk
dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor,
didefinisikan oleh sistem koodinat kartesian dua dimensi (x,y). Pada model data
vektor terdapat tiga entity yaitu :
·
Entinity Titik
·
Entinity Garis
·
Entinity Poligon
Gambar.
1. Contoh Data Geospasial
2.2 Pengantar GIS
GIS (Geographic
Information System) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola
(input, manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi
geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut
sebagai data spasial bereferensi geografis.
Misalnya data kepadatan
penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data vegetasi dan sebagainya.
Arcview merupakan salah
satu perangkat lunak GIS yang populer dan paling banyak digunakan untuk
mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI (Environmental Systems
Research Institute). Dengan Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data,
menganalisa dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial
bereferensi geografis.
Untuk memulai penggunaan
perangkat lunak Arcview 3.3 pastikan di dalam komputer sudah terinstal Arcview 3.3. Dari menu programs pilih ESRI,
kemudian pilik Arcview GIS 3.3 sehingga akan tampil
Gambar 2. Tampilan awal Arcview 3.3
Beberapa bagian Arcview yang cukup penting antara lain adalah :
a. Project
Merupakan kumpulan dari
dokumen yang berasosiasi selama satu sesi Arcview. Setiap project memiliki lima
komponen pokok yaitu views, tables, charts, layouts dan scripts. Views
digunakan untuk mengelola data grafis. Sedangkan tables untuk manajemen data
atribut, charts untuk mengelola grafik (bukan data grafis). Layouts untuk
membuat komposisi peta yang akan dicetak dan scripts dipakai untuk membuat
modul yang berisikan kumpulan perintah Arcview yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman
Avenue.
Gambar 3. Windows Project
b. Theme
Arcview mengendalikan
sekelompok feature serta atribut di dalam sebuah theme dan mengelolanya di
dalam sebuah views. Sedangkan theme menyajikan sekumpulan obyek nyata sebagai
feature peta yang berhubungan dengan atribut. Feature dapat berupa titik
(points), garis (lines) maupun polygon. Contoh feature yang berupa titik adalah
sekolah, pos polisi, rumah sakit. Untuk feature garis antara lain adalah jalan
raya, jalan tol, sungai. Sedangkan sawah, danau, lahan parkir, wilayah
administrasi pemerintahan merupakan sebuah fiture polygon.
Gambar 4. Windows Project
c. Views
View merupakan sebuah
peta interaktif yang dapat digunakan untuk menampilkan, memeriksa, memilih dan
menganalisa data grafis. View tidak menyimpan data grafis yang sebenarnya,
tetapi hanya membuat referensi tentang data grafis mana saja yang terlibat. Ini
mengakibatkan view bersifat dinamis. View merupakan kumpulan dari theme.
Gambar 5. Views
d. Table
Tabel digunakan untuk menampilkan
informasi tentang fature yang ada di dalam suatu view. Sebagai contoh
menjelaskan tentang propinsi bali disiapkan tabel yang berisi data-data item
nama kabupaten, jumlah penduduk laki-laki, perempuan, total dan sebagainya.
Gambar 6. Table
e. Chart
Chart merupakan sebuah
grafik yang menyajikan data tabular. Di dalam Arcview chart terintegrasi penuh
dengan tabel dan view sehingga dapat dilakukan pemilihan record-record mana
yang akan ditampilkan ke dalam sebuah chart. Terdapat enam jenis chart yaitu
area, bar, column, p dan scatter.
f. Layout
Layout digunakan untuk
mengintegrasikan dokumen (view, table, chart) dengan elemen-elemen grafik yang
lain di dalam suatu window tunggal guna membuat peta yang akan dicetak. Dengan
layout dapat dilakukan proses penataan peta serta merancang letak-letak
property peta seperti : judul, legend, orientasi, label dan sebagainya.
g. Script
Script merupakan sebuah bahasa pemrograman dari Arcview yang ditulis ke
dalam bahasa Avenue.
BAB III
PEMETAAN DIGITAL
3.1 Peta Dasar Yang Digunakan
Peta dasar / peta analog yang digunakan
yaitu peta dasar garis kota Bandung no. Lembar : 8.J-4 wilayah Karees Kelurahan Kebon Waru
dan Kecamatan Batu Nunggal penggambaran peta tersebut dilaksanakan oleh PT.
Exsa International Co Ltd. Jl. Tomang raya 74 Jakarta, atas nama Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya bidang Proyek Pengembangan Kota
Bandung "Dewi Sartika Tahap II" yang diambil berdasarkan hasil foto
udara skala 1: 5.000 hasil pemotretan udara PT. EXSA INT. dengan kamera MRB. 15
/ 2323 tahun 1988. Peta tersebut kemudian didigitasi ulang oleh mahasiswa
program studi S1 Pendidikan Teknik Sipil
angkatan 2008.
3.2 Langkah-langkah Pemetaan Digital Dengan
Archview GIS
A. Merancang Project Baru
Untuk membuat sebuah project baru, langkah yang diperlukan adalah :
1. Aktifkan Arcview
2. Dari menu bar pilih File, selanjutnya klik New
Project sehingga diperoleh tampilan sebagai berikut :
Gambar 7. New Project
3. Klik New untuk membuat sebuah view baru dengan nama
View1
Gambar 8. View
B. Membuat theme
Untuk dapat menyimpan
data spasial perlu di buat sebuah theme. Misalnya akan dibuat sebuah theme yang
digunakan untuk menyimpan data wilayah kecamatan di sebuah kabupaten. Langkah
yang dilakukan adalah :
1.
Dari menu bar View pilihlah New Theme, sehingga akan
muncul kotak dialog sebagai berikut :
Gambar 9. Menyimpan Theme
2.
Pilihlah feature type-nya adalah polygon, karena kita
akan membuat sebuah peta wilayah.
3.
Selanjutnya simpan theme yang akan dibuat dengan nama
wilayah.shp
4.
Untuk memulai menggambar peta wilayah dengan mouse, dari
menu bar pilih Theme selanjutnya klik Start Editing.
5.
Dari tool bar pilih draw rectangle dan pilih polygon
seperti gambar 10. (a)
6.
Untuk menggambar peta wilayah seperti gambar 10. (b) dapat dilakukan dari mana saja asalkan tool
draw sudah dalam posisi polygon. Tempatkan mouse pada permukaan yang akan
digunakan untuk mulai menggambar peta, kemudian klik kiri untuk mulai
menggambar. Tarik ke arah yang diinginkan, jika diinginkan untuk belok lakukan
kembali klik kiri pada titik belokan. Untuk berhenti menggambar klik kiri dua
kali. Sedangkan untuk batas wilayah antar kecamatan gunakan tool Draw Line To
Split Polygon.
Gambar 10. (a) tool bar Draw (b) peta wilayah
C. Membuat Table untuk
Theme
Untuk memberikan
informasi pada theme yang dibuat perlu disiapkan table yang akan diisi dengan
informasi yang diperlukan. Sebagai c untuk theme wilayah akan dilengkapi
informasi tentang nama kecamatan, jumlah penduduk, serta jumlah penderita DB.
Langkah yang dilakukan adalah :
1. Aktifkan theme yang akan dilengkapi tabelnya.
2. Pilih tool bar Open Theme Table sehingga
muncul
Gambar 11. Attributes Wilayah.shp
3.Tambahkan 3 kolom baru yaitu kolom nama
kecamatan, jumlah penduduk, jumlah
penderita DB.
4. Klik menu Table dan pilih Start Editing
5. Dari menu Edit, pilih Add Field sehingga muncul kotak
dialog
Gambar 12. Add Field
Kerjakan juga untuk 2 field lainnya yaitu jumlah
penduduk dan jumlah penderita DB.
6. Sehingga sekarang
tabelnya menjadi sebagai berikut :
Gambar 13. Hasil penambahan field
7. Isi tabel dengan data sebagai berikut :
Gambar 14. Hasil pengisian tabel
8.
Dari menu Table klik Stop Editing untuk mengakhiri
pengisian tabel.
D. Membuat Legend
Untuk dapat membedakan
wilayah antar kecamatan, dapat dengan melangkapi theme menggunakan legend.
Tahapan yang diperlukan adalah :
1.
Aktifkan view yang berisi theme wilayah.shp
2.
Klik dua kali pada
theme wilayah.shp sehingga akan muncul
Gambar 15. Legend Editor
3.
Ganti isian kotak Legend type dengan Graduated Color.
4.
Isikan pada kotak Classification Field dengan Id sehingga
akan muncul beberapa baris dan tiga kolom isian yaitu symbol, value dan label.
5.
Ganti isi label dengan nama kecamatan yang sesuai dengan
Id seperti pada gambar 15.
6.
Untuk mengganti kombinasi warna ganti kotak Color Ramps
dengan warna yang diinginkan.
7.
Untuk melihat efeknya klik apply dan simpan legend dengan
nama wilayah.avl
8.
Hasilnya seperti
terlihat pada gambar 17.
Gambar 16. Isian Label pada Legend
Gambar 17. Hasil view jika ditambahkan Legend
3.3 Sistem Penyimpanan
( Storage )
1. Penyimpanan di Komputer
Setelah selesai penggambaran,
lakukan penyimpanan data atau dokumen dengan langkah-langkah sebagai berikut :
·
Klik Theme
·
Pilih dan Klik Start editing
·
Klik File
·
Pilih dan Klik Save project
·
Keluar dari Program Archview GIS
2. Penyimpanan
kedalam CD (Soft Copy ke CD).
Selain
penyimpanan didalam computer, penyimpanan juga dapat dilakukan kedalam CD atau
soft copy ke CD (Burning) / Back up data. Alat yang dibutuhkan dalam proses ini
adalah CD ReWritable atau DVD combo. DVD combo yang kami gunakan yaitu merk
Lite-On DVD combo.
Ada beberapa
program tambahan yang digunakan untuk burning, salah satunya adalah program nero.
Pem-burningan juga bias dilakukan secara langsung jika data yang akan di copy
ke CD kapasitasnya sedikit. Langkah ini yang kami lakukan dalam proses
penyimpanan ke CD karena data yang kami masukan sedikit sehingga tidak perlu
menggunakan program tambahan untuk mempercepat proses peng-kopian.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk
Burning
Langsung ke CD tanpa program tambahan yaitu
:
1. Masukan CD blank ke DVD combo driver.
2. Buka toolbar “explore” atau klik kanan pada
taskbar star, lalu pilih explore.
3. Copy data peta yang telah disimpan, lalu paste
pada DVD combo drive. Pada CD akan terlihat file yang belum sepenuhnya tersimpan.
4. Klik kanan pada DVD combo drive. Pilih Write These File to CD.
5. Tulis Nama CD, lalu tekan next.
6. Klik Finish.
Burning ke CD dengan program tambahan Nero
Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu
:
1. Masukan CD blank ke DVD combo driver.
2. Buka Program nero.
3. Pilih Copy and Backup.
Lalu Pilih Burn image to disc. Akan muncul data tampilan
4. Open untuk memilih data
yang akan di backup ke CD. Pilih file lalu open.
5. pilih Data lalu pilih data disc.
6. Add untuk mengambil data yang akan di burning. Lalu pilih next. Muncul
tampilan final burn setting.
7. Tulis nama CD dan pilih
speed/ kecepatan pembeckupan yang diinginkan paka pilihan writing speed.
8. Pilih Burn. Lalu Finish.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pemetaan digital adalah suatu proses
pekerjaan pembuatan peta dalam format digital yang dapat disimpan dan dicetak
sesuai dengan keinginan pembuatannya baik dalam jumlah atau skala peta yang
akan dihasilkan. Peta digital tidak dipengaruhi oleh faktor skala dan hanya
dibatasi oleh keterbatasan memori penyimpan perangkat keras dan keterbatasan
perangkat lunaknya.
Perangkat
lunak yang kami gunakan pada pemetaan digital kali ini adalah Archview GIS, Arcview merupakan salah
satu perangkat lunak GIS yang populer dan paling banyak digunakan untuk
mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI (Environmental Systems
Research Institute). Dengan Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data, menganalisa
dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi
geografis.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pengolah peta digital atau digitasi peta, hal yang paling penting adalah
pemahaman mengenai materi tentang
pemetaan dan mampu mengoperasikan program komputer Achview GIS untuk
menghasilkan otomatisasi pembuatan peta.
4.2 Saran
Ø Pastikan setelah selesai mengedit digitasi peta, harus d
save project
Ø Biasanya hasil scanning posisi peta menjadi miring, oleh karena
itu buat peta itu menjadi lurus.
Ø Biasakan dalam menandai garis tiap bangunan atau jalan
punya layar masing-masing.