spongebob say "hai"

Jumat, 28 Maret 2014

PKM-AI 2014


HALAMAN PENGESAHAN
PKM-ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan                                             :Pengembangan dan Pemanfaatan GIS dan  Pemetaan Digital Untuk Manajemen Lahan dan Bangunan di Bidang Teknik Sipil
2. Bidang Kegiatan                                         : PKM-AI
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                                       : Desy Virgiyanti
b. NIM                                                       : 1203222
c. Jurusan                                                    : Pendidikan Teknik Sipil
d. Universitas/Institut/Politeknik              : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP             : Jl. Sersan Surip-Ledeng Rt.004/Rw.004
  Kec.Cidadap Kab. Bandung / 081320986934
f. Alamat email                                           : desivirgianti@ymail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis         : 3  orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar                      : Dr.Ir.Drs.H. Iskandar Muda Purwaamijaya,MT
b. NIDN                                                     : 0018106404

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP                  :  Jl. Sindang Kasih No.24 Rt.002/Rw.007 Kel. Antapani Kidul Kec. Antapani Bandung Barat/08174843722 / 0818224581 / 082121 118118
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti                                              : Rp 3000.000,-
b. Sumber lain (sebutkan . . . )          : Rp -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan                         :  2 bulan





Bandung, 28 Maret 2014
Menyetujui,                                                                     
Dekan Fakultas Pendidikan                                              Ketua Pelaksana Kegiatan                       
Teknologi dan Kejuruan                                                        



( Dr.Eng.Agus Setiawan, M.Si )                                       (Desy Virgiyanti)
NIP. 19690211 199303 1 001                                                       NIM. 1203222


Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan                               Dosen Pendamping



(Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum)                         (Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda P.,MT)
NIP : 19631024 198803 1 003                                           NIP. 19641018 199101 1 001

Digitasi ARC-View GIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perangkat lunak sistem informasi geografi saat ini telah banyak dijumpai dipasaran. Masing-masing perangkat lunak ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menunjang analisis informasi geografi. Salah satu yang sering digunakan saat ini adalah ArcView. ArcView yang merupakan salah satu perangkat lunak Sistem Informasi geografi yang di keluarkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions (ESRI, 1996).
Saat ini ESRI telah mengeluarkan tiga seri ArcView yaitu ArcView 3.1, ArcView 3.2, ArcView 3.3, namun sekarang ada seri terbarunya dimana setiap pengeluaran seri terbaru dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan didalamnya.
Sebelum menjalankan program ArcView terlebih dahulu user harus menginstal program ArcView ini. Program ArcView ini bisa diinstal di drive mana saja, bisa di drive C, drive D atau di drive yang lainnya.
Setelah program ArcView terinstal, langkah selanjutnya adalah menjalankan program ArcView ini. Klik Start, Programs, ESRI, ArcView 3.x, ArcView 3.x. atau bila di desktop telah ada shortcutnya. Klik shortcut (ikon) tersebut.





1.2  Tujuan
Adapun maksud penyusunan laporan ini, antara lain :
·         Agar bisa lebih memahami bagaimana cara pembuatan peta digitasi yang baik dan  sesuai dengan ketentuan.
·         Agar  lebih mengerti, memahami serta peka terhadap masalah-masalah yang mencakup dalam Ilmu Ukur Tanah.
·         Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ilmu Ukur Tanah” pada khusunya.


                                                                                  











BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi dan SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur "Informasi Geografis". Penggunaan kata Geografis" mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah "Informasi Geografis" mengandung pengertian informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui. Dengan memperhatikan pengertian Sistem Informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek- objek yang terdapat di permukaan bumi. Dan, SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.
Berikut subsistem dalam SIG :
1.      Data Input : subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber, dan bertanggung jawab dalam mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2.      Data Output : subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: tabel, grafik, peta dan lain-lain.
3.      Data Management : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basidata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate, dan diedit.
4.      Data Manipulasi dan Analisis : subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
SIG terdiri dari beberapa komponen :
1.      Perangkat Keras : perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitzer, printer, plotter, dan scanner.
2.      Perangkat Lunak : SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul.
3.      Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng- importnya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.
4.      Manajemen : suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan  dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
Model dunia nyata dapat memudahkan manusia di dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan cara mereduksi sejumlah kompleksitas yang ada. Untuk merepresentasikan objek-objek seperti bentuk bangunan, batas-batas wilayah, garis- garis jalan raya, sungai, posisi pilar, dan sebagainya, yang dapat dilakukan oleh komputer adalah memanipulasi objek dasar atau entity yang memiliki atribut geometri. Hingga saat ini, secara umum, persepsi manusia mengenai bentuk representasi entity spasial adalah konsep raster dan vektor, sehingga untuk menyajikan entity spasial digunakan dua model data yakni :
1.      Model Data Raster : Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya (sel grid)di permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas direlasikan dengan unsur-unsur petanya. Model data raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir.
2.      Model Data Vektor : Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor, didefinisikan oleh sistem koodinat kartesian dua dimensi (x,y). Pada model data vektor terdapat tiga entity yaitu :

·         Entinity Titik
·         Entinity Garis
·         Entinity Poligon


Gambar. 1. Contoh Data Geospasial

2.2 Pengantar GIS
GIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis.
Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data vegetasi dan sebagainya.


Arcview merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang populer dan paling banyak digunakan untuk mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data, menganalisa dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.
Untuk memulai penggunaan perangkat lunak Arcview 3.3 pastikan di dalam komputer sudah terinstal Arcview 3.3. Dari menu programs pilih ESRI, kemudian pilik Arcview GIS 3.3 sehingga akan tampil
Gambar 2. Tampilan awal Arcview 3.3




Beberapa bagian Arcview yang cukup penting antara lain adalah :
a. Project
Merupakan kumpulan dari dokumen yang berasosiasi selama satu sesi Arcview. Setiap project memiliki lima komponen pokok yaitu views, tables, charts, layouts dan scripts. Views digunakan untuk mengelola data grafis. Sedangkan tables untuk manajemen data atribut, charts untuk mengelola grafik (bukan data grafis). Layouts untuk membuat komposisi peta yang akan dicetak dan scripts dipakai untuk membuat modul yang berisikan kumpulan perintah Arcview yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Avenue.

Gambar 3. Windows Project

b. Theme
Arcview mengendalikan sekelompok feature serta atribut di dalam sebuah theme dan mengelolanya di dalam sebuah views. Sedangkan theme menyajikan sekumpulan obyek nyata sebagai feature peta yang berhubungan dengan atribut. Feature dapat berupa titik (points), garis (lines) maupun polygon. Contoh feature yang berupa titik adalah sekolah, pos polisi, rumah sakit. Untuk feature garis antara lain adalah jalan raya, jalan tol, sungai. Sedangkan sawah, danau, lahan parkir, wilayah administrasi pemerintahan merupakan sebuah fiture polygon.

Gambar 4. Windows Project

c. Views
View merupakan sebuah peta interaktif yang dapat digunakan untuk menampilkan, memeriksa, memilih dan menganalisa data grafis. View tidak menyimpan data grafis yang sebenarnya, tetapi hanya membuat referensi tentang data grafis mana saja yang terlibat. Ini mengakibatkan view bersifat dinamis. View merupakan kumpulan dari theme.

Gambar 5. Views



d. Table
Tabel digunakan untuk menampilkan informasi tentang fature yang ada di dalam suatu view. Sebagai contoh menjelaskan tentang propinsi bali disiapkan tabel yang berisi data-data item nama kabupaten, jumlah penduduk laki-laki, perempuan, total dan sebagainya.

Gambar 6. Table
e. Chart
Chart merupakan sebuah grafik yang menyajikan data tabular. Di dalam Arcview chart terintegrasi penuh dengan tabel dan view sehingga dapat dilakukan pemilihan record-record mana yang akan ditampilkan ke dalam sebuah chart. Terdapat enam jenis chart yaitu area, bar, column, p dan scatter.
f. Layout
Layout digunakan untuk mengintegrasikan dokumen (view, table, chart) dengan elemen-elemen grafik yang lain di dalam suatu window tunggal guna membuat peta yang akan dicetak. Dengan layout dapat dilakukan proses penataan peta serta merancang letak-letak property peta seperti : judul, legend, orientasi, label dan sebagainya.
g. Script
Script merupakan sebuah bahasa pemrograman dari Arcview yang ditulis ke dalam bahasa Avenue.

BAB III
PEMETAAN DIGITAL

3.1  Peta Dasar Yang Digunakan
         Peta dasar / peta analog yang digunakan yaitu peta dasar garis kota Bandung no. Lembar : 8.J-4 wilayah Karees Kelurahan Kebon Waru dan Kecamatan Batu Nunggal penggambaran peta tersebut dilaksanakan oleh PT. Exsa International Co Ltd. Jl. Tomang raya 74 Jakarta, atas nama Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya bidang Proyek Pengembangan Kota Bandung "Dewi Sartika Tahap II" yang diambil berdasarkan hasil foto udara skala 1: 5.000 hasil pemotretan udara PT. EXSA INT. dengan kamera MRB. 15 / 2323 tahun 1988. Peta tersebut kemudian didigitasi ulang oleh mahasiswa program studi S1 Pendidikan Teknik Sipil  angkatan 2008.

3.2  Langkah-langkah Pemetaan Digital Dengan Archview GIS
A. Merancang Project Baru
Untuk membuat sebuah project baru, langkah yang diperlukan adalah :
1. Aktifkan Arcview
2. Dari menu bar pilih File, selanjutnya klik New Project sehingga diperoleh tampilan sebagai berikut :
Gambar 7. New Project
3. Klik New untuk membuat sebuah view baru dengan nama View1
Gambar 8. View
B. Membuat theme
Untuk dapat menyimpan data spasial perlu di buat sebuah theme. Misalnya akan dibuat sebuah theme yang digunakan untuk menyimpan data wilayah kecamatan di sebuah kabupaten. Langkah yang dilakukan adalah :
1.      Dari menu bar View pilihlah New Theme, sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut :

Gambar 9. Menyimpan Theme
2.      Pilihlah feature type-nya adalah polygon, karena kita akan membuat sebuah peta wilayah.
3.      Selanjutnya simpan theme yang akan dibuat dengan nama wilayah.shp

 

4.      Untuk memulai menggambar peta wilayah dengan mouse, dari menu bar pilih Theme selanjutnya klik Start Editing.
5.      Dari tool bar pilih draw rectangle dan pilih polygon seperti gambar 10. (a)
6.      Untuk menggambar peta wilayah seperti gambar 10. (b) dapat dilakukan dari mana saja asalkan tool draw sudah dalam posisi polygon. Tempatkan mouse pada permukaan yang akan digunakan untuk mulai menggambar peta, kemudian klik kiri untuk mulai menggambar. Tarik ke arah yang diinginkan, jika diinginkan untuk belok lakukan kembali klik kiri pada titik belokan. Untuk berhenti menggambar klik kiri dua kali. Sedangkan untuk batas wilayah antar kecamatan gunakan tool Draw Line To Split Polygon.
Gambar 10. (a) tool bar Draw (b) peta wilayah

C. Membuat Table untuk Theme
Untuk memberikan informasi pada theme yang dibuat perlu disiapkan table yang akan diisi dengan informasi yang diperlukan. Sebagai c untuk theme wilayah akan dilengkapi informasi tentang nama kecamatan, jumlah penduduk, serta jumlah penderita DB. Langkah yang dilakukan adalah :
1. Aktifkan theme yang akan dilengkapi tabelnya.
2. Pilih tool bar Open Theme Table sehingga muncul
Gambar 11. Attributes Wilayah.shp

3.Tambahkan 3 kolom baru yaitu kolom nama kecamatan, jumlah penduduk, jumlah  penderita DB.
4. Klik menu Table dan pilih Start Editing
5. Dari menu Edit, pilih Add Field sehingga muncul kotak dialog
Gambar 12. Add Field

Kerjakan juga untuk 2 field lainnya yaitu jumlah penduduk dan jumlah penderita DB.
6. Sehingga sekarang tabelnya menjadi sebagai berikut :
Gambar 13. Hasil penambahan field
7. Isi tabel dengan data sebagai berikut :
Gambar 14. Hasil pengisian tabel

8.      Dari menu Table klik Stop Editing untuk mengakhiri pengisian tabel.
D. Membuat Legend
Untuk dapat membedakan wilayah antar kecamatan, dapat dengan melangkapi theme menggunakan legend. Tahapan yang diperlukan adalah :
1.      Aktifkan view yang berisi theme wilayah.shp
2.       Klik dua kali pada theme wilayah.shp sehingga akan muncul

Gambar 15. Legend Editor

3.      Ganti isian kotak Legend type dengan Graduated Color.
4.      Isikan pada kotak Classification Field dengan Id sehingga akan muncul beberapa baris dan tiga kolom isian yaitu symbol, value dan label.
5.      Ganti isi label dengan nama kecamatan yang sesuai dengan Id seperti pada gambar 15.
6.      Untuk mengganti kombinasi warna ganti kotak Color Ramps dengan warna yang diinginkan.
7.      Untuk melihat efeknya klik apply dan simpan legend dengan nama wilayah.avl
8.       Hasilnya seperti terlihat pada gambar 17.
Gambar 16. Isian Label pada Legend

Gambar 17. Hasil view jika ditambahkan Legend


3.3 Sistem Penyimpanan ( Storage )
1. Penyimpanan di Komputer
            Setelah selesai penggambaran, lakukan penyimpanan data atau dokumen dengan langkah-langkah sebagai berikut :
·         Klik Theme
·         Pilih dan Klik Start editing
·         Klik File
·         Pilih dan Klik Save project
·         Keluar dari Program Archview GIS

2. Penyimpanan kedalam CD (Soft Copy ke CD).
Selain penyimpanan didalam computer, penyimpanan juga dapat dilakukan kedalam CD atau soft copy ke CD (Burning) / Back up data. Alat yang dibutuhkan dalam proses ini adalah CD ReWritable atau DVD combo. DVD combo yang kami gunakan yaitu merk Lite-On DVD combo.
Ada beberapa program tambahan yang digunakan untuk burning, salah satunya adalah program nero. Pem-burningan juga bias dilakukan secara langsung jika data yang akan di copy ke CD kapasitasnya sedikit. Langkah ini yang kami lakukan dalam proses penyimpanan ke CD karena data yang kami masukan sedikit sehingga tidak perlu menggunakan program tambahan untuk mempercepat proses peng-kopian.
            Langkah-langkah yang dilakukan untuk Burning Langsung ke CD tanpa program tambahan yaitu :
1.      Masukan CD blank ke DVD combo driver.
2.      Buka toolbar “explore” atau klik kanan pada taskbar star, lalu pilih explore.
3.      Copy data peta yang telah disimpan, lalu paste pada DVD combo drive. Pada CD akan terlihat file yang belum sepenuhnya tersimpan.
4.      Klik kanan pada DVD combo drive. Pilih Write These File to CD.
5.      Tulis Nama CD, lalu tekan next.
6.      Klik Finish.
Burning ke CD dengan program tambahan Nero          
Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu :
1.      Masukan CD blank ke DVD combo driver.
2.      Buka Program nero.
3.      Pilih Copy and Backup. Lalu Pilih Burn image to disc. Akan muncul data tampilan
4.      Open untuk memilih data yang akan di backup ke CD. Pilih file lalu open.
5.      pilih Data lalu pilih data disc.
6.      Add untuk mengambil data yang akan di burning. Lalu pilih next. Muncul tampilan    final burn setting.
7.      Tulis nama CD dan pilih speed/ kecepatan pembeckupan yang diinginkan paka pilihan writing speed.
8.      Pilih Burn. Lalu Finish.
















BAB IV
KESIMPULAN
4.1  Kesimpulan
Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta dalam format digital yang dapat disimpan dan dicetak sesuai dengan keinginan pembuatannya baik dalam jumlah atau skala peta yang akan dihasilkan. Peta digital tidak dipengaruhi oleh faktor skala dan hanya dibatasi oleh keterbatasan memori penyimpan perangkat keras dan keterbatasan perangkat lunaknya.
Perangkat lunak yang kami gunakan pada pemetaan digital kali ini adalah Archview GIS, Arcview merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang populer dan paling banyak digunakan untuk mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan Arcview kita dengan mudah dapat mengelola data, menganalisa dan membuat peta serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pengolah peta digital atau digitasi peta, hal yang paling penting adalah pemahaman mengenai  materi tentang pemetaan dan mampu mengoperasikan program komputer Achview GIS untuk menghasilkan otomatisasi pembuatan peta.
4.2  Saran
Ø  Pastikan setelah selesai mengedit digitasi peta, harus d save project
Ø  Biasanya hasil scanning posisi peta menjadi miring, oleh karena itu buat peta itu menjadi lurus.
Ø  Biasakan dalam menandai garis tiap bangunan atau jalan punya layar masing-masing.