Jumat, 31 Mei 2013
9 musisi yang dianggap lecehkan agama
David Bowie
Yang ini baru-baru saja terjadi. Comeback David Bowie dalam video The Next Day pun terpaksa tertunda, karena klip itu dikecam habis-habisan bahkan sebelum diedarkan, oleh Gereja Katolik. Pasalnya, David seolah berperan menjadi Tuhan yang sedang bernyanyi di sebuah klub malam.
2. Selena Gomez
Di acara MTV Movie Awards 2013, Selena hadir menyanyikan single terbarunya yang bertemakan Bollywood, Come and Get It. Mengenakan bindi di dahi, sontak dia mengundang reaksi dari para penganut agama Hindu yang menuntut permintaan maaf darinya. Belum benar-benar kelar masalah ini, Selena sudah kembali tampil dengan dandanan sama dalam Billboard Awards 2013.
3. Lady Gaga
Penyanyi yang dibesarkan dengan cara Katolik ini membuat publik terkaget-kaget saat dia merilis lagu dan klip berjudulJudas. Mengambil tema pengkhianatan Yudas yang ada di dalam kitab suci Katolik, Gaga berperan menjadi Maria Magdalena.
4. Nicki Minaj
Rapper penggemar warna-warna neon ini muncul di karpet merah Grammy Awards 2012 dengan penampilan selayaknya biarawati. Seolah belum lengkap, Nicki juga menggandeng seorang pria yang berdandan ala Paus.
5. Madonna
Sebelum Lady Gaga dan Nicki Minaj, adalah namaMadonna yang begitu sering menjadi kontroversi. Siapa bisa melupakan klip Like A Prayer yang sensasional, dengan salib terbakar? Bahkan Paus sendiri memboikot kehadiran Madonna di Italia.
6. John Lennon
Menjadi personel dari kuartet paling terkenal di dunia,John Lennon pernah mengeluarkan pernyataan bahwa The Beatleslebih populer daripada Tuhan Yesus. Vatikan langsung melayangkan protes, bersamaan dengan orang-orang Kristen di Amerika memboikotmerchandise The Beatles.
7. Nile
Ini adalah band asal Amerika yang dikenal di luar komunitas metal karena memiliki lagu berjudul Kafir. Dalam lagu itu, ada kalimat syahadat juga adzan yang tentu saja membuat gusar para pemeluk agama Islam. Di antara pro dan kontra tersebut, Nile tetap tampil dalam gelaran Hammersonic 2012.
8. Elton John
Elton tak hanya dikenal karena karya-karya indah, namun juga, orientasi seksualnya yang menyukai sesama jenis. Suatu waktu di tahun 2010, Elton menjadi berita utama media internasional karena mengeluarkan pernyataan bahwa Yesus juga menyukai sesama jenis.
9. Nas
Rapper dan aktor Amerika ini membuat marah tak hanya para pemeluk agama Katolik, namun juga rekannya sendiri, P Diddy. Dalam klip Hate Me Now, Nas berakting seolah-olah menjadi Tuhan. Di sebuah adegan, Diddy sendiri terlihat disalib.
Sebagai seorang penganut Katolik, Diddy pun meminta adegan tersebut dihapus. Entah bagaimana ceritanya, justru klip pertama yang beredar di MTV. Dikabarkan, Diddy begitu marah sampai menghantam manajerNas dengan botol sampanye. Sementara Nas menanggapi semuanya dengan santai.
Sebagai seorang penganut Katolik, Diddy pun meminta adegan tersebut dihapus. Entah bagaimana ceritanya, justru klip pertama yang beredar di MTV. Dikabarkan, Diddy begitu marah sampai menghantam manajerNas dengan botol sampanye. Sementara Nas menanggapi semuanya dengan santai.
refresing otak
yang penting kita senang...
karena yang merasakan bukan mereka tetapi diri kita ssendiri.....
Pangalengan, 2013
Kamis, 30 Mei 2013
makalah UTM Universal Transverse Mercator
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis telah mampu
menyelesaikan makalah ini yang bertemakan mengenai Proyeksi Peta, Universal Transverse Mercator (UTM) dan
Sistem Koordinat. Maklah ini disusun untukk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Ukur Tanah.
Seperti yang kita ketahui bahwa
bentuk bumi sebenarnya bukan bulat tetapi menyerupai ellips tiga dimensi atau
ellipsoid, maka dari itu perlu diketahui suatu cara dalam menyajikan suatu
bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimernsi yang lain atau disebut juga
dengan proyeksi. Lalu apakah yang dimaksud dengan Proyeksi peta? Proyeksi apa
saja yang digunakan? Apakah yang dimaksud dengan Proyeksi UTM dan Bagaimanakah
Sistem Koordinat permukaan bumi? Pertanyaaan-pertanyaan tersebut menjadi fokus
makalah yang penulis susun. Dengan uraian yang komprehensif ini, diharapkan
pemahaman mengenai Proyeksi Peta, Proyeksi UTM dan Sistem Koordinat.
Penulis menyadari bahwa selama
penulisan laporan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr.
Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, MT., selaku dosen dosen mata kuliah Ilmu
Ukur Tanah;
2. Wira
Arga Waringga, selaku asisten dosen mata kuliah Ilmu Ukur Tanah;
3. para
senior dan rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini;
Semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah
ini bukanlah hasil karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan, baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca. Amin.
Bandung, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................... 22
DAFTAR GAMBAR
No
|
Judul
Gambar
|
Halaman
|
1
|
Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya
pada biadang dan datum
|
6
|
2
|
Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya
pada bidang dan datum
|
7
|
3
|
Proyeksi
kerucut bidang datum dan bidang proyeksi
|
10
|
4
|
Proyeksi
polyeder bidang datum dan bidang proyeksi
|
10
|
5
|
Kedudukan bidang proyeksi silinder
terhadap bola bumi pada proyeksi UTM
|
11
|
6
|
Konvergensi meridian pada proyeksi UTM
|
14
|
7
|
Sistem koordinat geografis
|
15
|
8
|
Bumi sebagai spheroid
|
15
|
9
|
Jenis bidang proyeksi
|
17
|
10
|
Gambar UTM kota Bandung
|
18
|
DAFTAR TABEL
NO
|
Judul
Tabel
|
Halaman
|
1
|
Kelas proyeksi peta
|
8
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seperti
yang kita ketahui bahwa bentuk bumi sebenarnya bukan bulat tetapi menyerupai
ellips tiga dimensi atau ellipsoid, maka dari itu perlu diketahui suatu cara
dalam menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimernsi yang
lain atau disebut juga dengan proyeksi, dan teknik-teknik serta penggambarannya
dikenal dengan proyeksi peta.
Dalam
proyeksi peta terdapat beberapa macam, dilihat dari berbagai kriteria,
diantaranya dilihat dari sipat, bidang, serta kedudukan bidang proyeksi. Dari
berbagai macam kriteria tersebut Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) merupakan sistem yang digunakan
untuk kepentingan pemetaan (proyeksi silinder) dan bersipat Universal sebagai
sistem Pemetaan Nasional, keuntungan dan kerugian sistem UTM, serta gambaran
kedudukan bidang proyeksi silinder terhadap bumi pada proyeksi UTM dan kemudian
untuk melihat serta menghitung suatu proyeksi diperlukan sistem koordinat.
Berkenaan
dengan urgensi pembahasan Proyeksi Peta, UTM, dan Sistem Koordinat tersebut,
perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana bagi para dosen maupun
para mahasiswa untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan,
berkenaan dengan Proyeksi Peta, sistem UTM dan Sistem Koordinat baik secara
teoritis maupun secara praktis. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah
yang berjudul “Proyeksi Peta, Proyeksi UTM (Universal
Transverse Mercator) dan Sistem Koordinat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang
dimaksud dengan proyeksi peta ?
2.
Apakah tujuan,
cara dan pembagian sistem proyeksi pada peta?
3.
Apakah yang
dimaksud dengan UTM (Universal Transverse
Mercator) ?
4.
Bagaimana
ketentuan UTM ?
5.
Apa saja
ciri-ciri Proyeksi UTM ?
6.
Mengapa UTM
dijadikan sebagai sistem Proyeksi Pemetaan Nasional ?
7.
Apa saja
keuntungan dan kerugian sistem UTM ?
8.
Bagaimanakah sistem
koordinat bentuk permukaan bumi ?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :
1.
Pengertian
proyeksi peta;
2.
Tujuan, cara, dan
pembagian sistem proyeksi pada peta;
3.
Pengertian UTM;
4.
Ketentuan-ketentuan
proyeksi UTM;
5.
Ciri-ciri
proyeksi UTM;
6.
Alasan UTM
dijadikan sistem Proyeksi Nasional;
7.
Keuntungan dan kerugian
menggunakan UTM;
8.
Sistem koordinat
bentuk permukaaan bumi;
D.
Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah
ini berguna sebagai pengembangan konsep pengetahuan mengenai proyeksi UTM.
Secara praktis makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Penulis, sebagai
wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep Ilmu
Ukur Tanah mengenai proyeksi peta;
2.
Pembaca/dosen/mahasiswa,
sebagai media informasi tentang proyeksi UTM baik secara teoritis maupun secara
praktis.
E.
Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode noninteraktif model analisis
teks. Melalui metode ini penulis menguraikan secara komprehensif permasalahan
yang akan dibahas. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan teknik
studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik
analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data
tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Proyeksi Peta
A.
Pengertian Proyeksi Peta
Proyeksi
adalah suatu cara dalam menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu
ke dimensi yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan proyeksi peta yaitu
teknik-teknik untuk menggambarkan sebagian atau atau keseluruhan permukaan tiga
dimensi secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan
distorsi sesedikit mungkin.
Sistem proyeksi
peta dibuat untuk mereduksi sekecil
mungkin distorsi dengan :
1.
Membagi daerah
yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang terlalu luas.
2.
Menggunakan
bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat ditatarkan tanpa
mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.
B. Tujuan, Cara dan
Pembagian Proyeksi Peta
a) Tujuan
Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk:
·
Menyatakan posisi titik-titik pada
permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar yang nantinya bisa
digunakan untuk perhitungan jarak dan arah antar titik.
·
Menyajikan secara grafis titik-titik
pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar yang selanjutnya
bisa digunakan untuk membantu studi dan pengambilan keputusan berkaitan dengan
topografi, iklim, vegetasi, hunian dan lain-lainnya yang umumnya berkaitan
dengan ruang yang luas.
b) Cara
proyeksi peta bisa dipilih sebagai:
· Proyeksi
langsung (direct projection): yaitu dari ellipsoid langsung ke bidang proyeksi.
· Proyeksi
tidak langsung (double projection): yaitu proyeksi yang dilakukan menggunakan
"bidang" antara, ellipsoid ke bola dan dari bola ke bidang proyeksi.
c) Pembagian
Sistem Proyeksi Peta
Pembagian sistem proyeksi peta biasanya dikelompokan
berdasarkan pertimbangan
ekstrinsik dan intrinsik.
Berdasarkan
pertimbangan ekstrinsik dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1.
Bidang proyeksi
yang yang digunakan :
a.
Proyeksi
azimuthal/zenithal : bidang proyeksi bidang datar.
b.
Proyeksi kerucut
: bidang proyeksi bidang selimut kerucut.
c.
Proyeksi
silinder : bidang proyeksi bidang selimut silinder.
2.
Persinggungan
bidang proyeksi dengan bola bumi
a.
Proyeksi tangen
: bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi.
b.
Proyeksi secant
: bidang proyeksi berpotongan dengan bola bumi.
c.
Proyeksi
polysuperficial : banyak bidang proyeksi.
Gambar
1. Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya pada bidang datum
3.
Posisi sumbu
bidang proyeksi terhadap sumbu bumi
a.
Proyeksi normal
: sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi.
b.
Proyeksi miring
: sumbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi.
c.
Proyeksi
transversal : sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bola bumi.
Sedangkan berdasarkan
pertimbangan intrinsik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Sifat asli yang
dipertahankan
a.
Proyeksi
ekuivalen : luas daerah dipertahankan, luas pada peta setelah disesuaikan
dengan skala peta sama dengan luas asli pada muka bumi.
b.
Proyeksi conform
: bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudut-sudut pada peta dipertahankan
sama dengan sudut-sudut di muka bumi.
c.
Proyeksi ekuidistan : Jarak antar titik
di peta setelah disesuaikan dengan skala peta sama dengan jarak asli di muka
bumi.
2) Cara
penurunan peta:
a)
Proyeksi Geometris: Proyeksi perspektif
atau proyeksi sentral.
b)
Proyeksi Matematis: Semuanya diperoleh
dengan hitungan matematis.
c)
Proyeksi Semi Geometris: Sebagian peta
diperoleh dengan cara proyeksi dan sebagian lainnya diperoleh dengan cara
matematis.
3) Pertimbangan
dalam pemilihan proyeksi peta untuk pembuatan peta skala besar adalah:
1)
Distorsi pada peta berada pada batas
batas kesalahan grafis.
2)
Sebanyak mungkin lembar peta yang bisa
digabungkan.
3)
Perhitungan plotting setiap lembar
sesederhana mungkin.
4)
Plotting manual bisa dibuat dengan cara
semudah-mudahnya.
5)
Menggunakan titik-titik kontrol sehingga
posisinya segera bisa diplot.
Tabel
1. Kelas proyeksi peta
Kelas
|
||||
Pertimbangan
Ekstrinsik
|
1. Bid.
Proyeksi
|
Datar
|
Kerucut
|
Silinder
|
2. Persinggungan
|
Tengent
|
Secant
|
Superficial
|
|
3. Posisi
|
Normal
|
Miring
|
Transversal
|
|
Pertimbangan
Instrinsik
|
4. Sifat
|
Ekuidistan
|
Ekuivalen
|
Konform
|
5.
Generasi
|
Geometris
|
Matematis
|
Semi
Geometris
|
Bidang
datum dan bidang proyeksi:
a)
Bidang datum
adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang
diketahui koordinatnya (j ,l )
b)
Bidang proyeksi
adalah bidang yang akan digunakan untuk memproyeksikan titik-titik yang
diketahui koordinatnya (X,Y).
Proyeksi
Polyeder
Sistem proyeksi kerucut, normal, tangent dan konform.
Proyeksi ini digunakan untuk daerah 20 x 20 (37 km x 37 km), sehingga bisa
memperkecil distorsi. Proyeksi polyeder di Indonesia digunakan untuk pemetaan
topografi dengan cakupan: 94° 40’ BT - 141° BT, yang dibagi sama tiap 20 atau
menjadi 139 bagian, 11° LS - 6° LU, yang dibagi tiap 20 atau menjadi 51 bagian.
Keuntungan proyeksi polyeder yaitu karena
perubahan jarak dan sudut pada satu bagian derajat 20 x 20, sekitar 37 km x 37
km bisa diabaikan, maka proyeksi ini baik untuk digunakan pada pemetaan teknis
skala besar. Kerugian proyeksi polyeder yaitu untuk pemetaan daerah luas harus
sering pindah bagian derajat, memerlukan tranformasi koordinat, grid kurang
praktis karena dinyatakan dalam kilometer fiktif, tidak praktis untuk peta
skala kecil dengan cakupan luas dan kesalahan arah maksimum 15 m untuk jarak 15
km.
Gambar
3. Proyeksi kerucut bidang datum dan bidang proyeksi
Gambar 4. Proyeksi polyeder
bidang datum dan bidang proyeksi
2. UTM (Universal Transverse Mercator )
1)
Pengertian Universal
Transverse Mercator (UTM)
Proyeksi
UTM adalah proyeksi yang memiliki mercator dengan sifat-sifat khusus. UTM
merupakan sistem proyeksi silinder,konform, secant, transversal.
Gambar
5. Kedudukan bidang proyeksi silinder terhadap bola bumi pada proyeksi UTM
2)
Ketentuan UTM
·
Bidang silinder
memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan
faktor skala 1.
·
Lebar zone 6°
dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone
60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri.
·
Perbesaran di
meridian tengah = 0,9996.
·
Batas paralel
tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS.
3)
Ciri Proyeksi UTM
Ciri proyeksi UTM adalah :
a)
Proyeksi bekerja
pada setiap bidang Ellipshoid yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar
yang disebut zone.
b)
Proyeksi garis meridian
pusat (MC) merupakan garis vertikal pada bidang tengah poyeksi.
c)
Proyeksi garis lingkar
equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang proyeksi.
d)
Grid merupakan
perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada butir dua
dan tiga dengan interval sama. Jadi garis pembentukan gridn bukan hasil dari
garis Bujur atau Lintang Ellipshoide (kecuali garis Meridian Pusat dan
Equator).
e)
Penyimpangan arah garis
meridian terhadap garis utara grid di Meridian Pusat =
, atau garis arah meridian
yang melalui titik luar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid
Peta yang disebut Konvegerensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu
tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil.
4)
UTM digunakan sebagai sistem Proyeksi Pemetaan
Nasional
Universal
Transverse Mercator (UTM) merupakan
sistem proyeksi yang digunakan secara nasional di wilayah Indonesia. Berikut
ini akan dijelaskan lasan mengapa sistem UTM dipakai :
a.
Kondisi geografi
negara Indonesia membujur disekitar garis khatulistiwa atau garis lintang
equator dari barat sampai ke timur yang relative seimbang.
b.
Untuk kondisi
seperti ini, sistem proyeksi Tansverse Mecator/ Silinder Melintang Mecator
adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi mnimal).
c.
Dengan
pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem proyeksi Universal
Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan bidang
antara dua garis bujur dan ellipsoide yang
dinyatakan sebagai zone.
5)
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan:
a. Proyeksi simetris selebar 6° untuk setiap
zone.
b. Transformasi koordinat
dari zone ke zone dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zone di
seluruh dunia.
c. Distorsi berkisar antara - 40 cm/ 1.000 m dan
70 cm/ 1.000 m.
Kerugian :
a.
Karena
pembesaran jarak dan konvergensi meridian, maka unsur ini harus diperhatikan
dalam perhitungan.
b.
Walaupun satu
derajat bagian meliputi daerah luas akan tetapi masih dibutuhkan
hitungan-hitungan pemindahan bagian derajat, menjadi tidak praktis.
c.
Konvergensi
meridian pada jarak 15 km maksimum dapat mencapai lebih kurang 150 meter.
Konvergensi adalah serangkaian garis searah yang
menuju suatu titik pertemuan dan Konvergensi
Meridian adalah ukuran lembar peta dan cara menghitung titik sudut lembar peta
UTM .
Gambar 6. Konvergensi
meridian pada proyeksi UTM
3.
Sistem
Koordinat
Koordinat adalah posisi titik yang
dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi nol sumbu Y.
Sistem
koordinat permukaan bumi keseluruhan menggunakan sistem koordinat geografik
(Geodetik) yang diukur dengan menggunakan derajat (degree) garis-garis
lingkaran yang menghubungkan kutub utara ke kutub selatan dikenal dengan nama
garis bujur (longitude) atau garis-garis meridian. Garis-garis lingkaran yang)
tegak lurus terhadap garis meridian dikenal dengan nama garis lintang
(latitude.
Gambar 7. Sistem koordinat geografis
Beberapa ketentuan yang berhubungan dengan pemodelan
bumi sebagai spheroid adalah:
§ Meridian dan meridian utama.
§ Paralel dan paralel NOL atau ekuator.
§ Bujur (longitude - j), bujur barat (0° - 180° BB)
dan bujur timur (0° - 180° BT).
§ Lintang ( latitude - l ), lintang utara (0° - 90°
LU) dan lintang selatan (0° – 90°LS).
Gambar 8.
Bumi sebagai spheroid
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Proyeksi Peta
1.
Dalam
pengertiannya proyeksi adalah suatu cara dalam
menyajikan suatu bentuk yang mempunyai dimensi tertentu ke dimensi yang lain
dan proyeksi peta adalah
teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan
permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar
dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Tujuan dari sistem proyeksi peta
dibuat dan dipilih untuk menyatakan dan menyajikan secara grafis posisi
titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar. Tujuan
sistem proyeksi peta dibuat dan dipilih untuk menyatakan dan menyajikan secara
grafis posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang
datar dan cara proyeksi peta dapat dilakukan dengan cara proyeksi langsung
(direct projection) dan proyeksi tidak langsung (double projection). Secara
garis besar sistem proyeksi peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan
ekstrinsik dan intrinsik.
Gambar
9.Jenis bidang proyeksi
B.
UTM (Universal
Transverse Mercator)
Sistem
proyeksi yang digunakan di Indonesia diantaranya ada sistem proyeksi Polyeder
dan proyeksi Universal Transverse
Mercator (UTM), yang dijadikan sebagai sistem proyeksi nasional di
Indonesia adalah proyeksi UTM karena sistem ini memiliki tingkat distorsi yang
lebih minimum dibanding polyeder yaitu berkisar antara -40 cm/ 1000 m dan 70cm/
1000 cm. Selain itu Proyeksi UTM pun memiliki sifat-sifat khusus yaitu :
1) Proyeksi Transverse Mecator dengan lebar zone
,
2) Sumbu pertama (ordinat/ Y) : Meridian sentral dari tiap zone,
3) Sumbu kedua (absis/ X) : equator,
4) Satuan : meter
5) Absis semu (T) :500.000 meter padqa meridian sentral,
6) Ordinat semu (U) : 0 meter di equator untuk belahan bumi bagian
utara dan 10.000.000 meter di equator untuk bagian belahan bumi bagian selatan,
7) Faktor skala : 0,9996 (pada meridian sentral),
8) Penomoran zone : dimulai dengan zone 1 dari
BB s.d
BB, Tzone 2 dari
s.d
, dan seterusnya sampai
zone
yaitu dari
BB s.d
BT,
9) Batas lintang :
LU dan
dengan lebar lintang untuk masing-masing zone
adalah
, kecuali untuk bagian
lintang x yaitu
,
10) Penomoran bagian derajat lintang : dimulai dari notasi C, D, E,
F, sampai X (notasi huruf I dan O tidak digunakan).
Gambar
10. UTM Kota Bandung
Zone
ditentukan dengan :
(Pembulatan ke atas
) + 30
Dimana :
Bujur : bujur ditengah daerah pemetaan
30 : nomor zone di
Greenwich
Kesimpulan, parameter
Koordinat UTM terdiri atas komponen North/East dan informasi zone (kontur bukan
parameter koordinat).
Sebagai pengetahuan,
UTM kota Bandung yaitu 48, sedangkan kota Tasikmalaya 49.
C.
Sistem Koordinat
Sistem koordinat
permukaan bumi keseluruhan menggunakan sistem koordinat geografik (Geodetik)
yang diukur dengan menggunakan derajat (degree) garis-garis lingkaran yang
menghubungkan kutub utara ke kutub selatan dikenal dengan nama garis bujur
(longitude) atau garis-garis meridian. Garis-garis lingkaran yang tegak lurus
terhadap garis meridian dikenal dengan nama garis lintang (latitude).
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya penulis dapat
mengemukakan simpulan sebagai berikut :
1.
Proyeksi Peta
adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau
keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke
permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin.
2.
Tujuan sistem
Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk menyatakan dan menyajikan secara grafis
posisi titik-titik pada permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar.
3.
Cara proyeksi
peta dapat dilakukan dengan cara proyeksi langsung (direct projection) dan
proyeksi tidak langsung (double projection). Secara garis besar sistem proyeksi
peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik.
4.
Proyeksi UTM
merupakan sistem proyeksi silinder, conform, secant, transversal.
5.
UTM banyak
digunakan, dan di Indonesia sistem Proyeksi UTM digunakan sebagai sistem
Pemetaan Nasional karena memiliki nilai distorsi yang minimum, kondisi geografi
Indonesia, serta pertimbangan kepentingan teknis.
6.
Parameter
koordinat UTM terdiri atas komponen North/East dan informasi zone.
7.
Sistem koordinat permukaan bumi
keseluruhan menggunakan sistem koordinat geografik (Geodetik) yang diukur
dengan menggunakan derajat (degree) garis-garis lingkaran yang menghubungkan
kutub utara ke kutub selatan dikenal dengan nama garis bujur (longitude) atau
garis-garis meridian. Garis-garis lingkaran yang tegak lurus terhadap garis
meridian dikenal dengan nama garis lintang (latitude).
B.
Saran
Sejalan
dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
1.
Dosen hendaknya
dapat memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh para mahasiswanya ketika
masuk kepada materi proyeksi peta, sistem UTM dan sistem koordinat.
2.
Mahasiswa
hendaknya belajar memahami serta banyak membaca khususnya mengenai materi proyeksi
peta, UTM dan sistem koordinat ini, agar ada korelasi dari apa yang dijelaskan
oleh dosen.
DAFTAR PUSTAKA
Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1 untuk
SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Bandung, 2013
ilmu ukur tanah
Langganan:
Postingan (Atom)